Siapapun pasti setuju, bahwa pendidikan itu penting.
Di samping untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan dianggap landasan untuk membangun peradaban sebuah bangsa. Saking pentingnya, alokasi anggaran pendidikan mencapai 20% dari total APBN. Alasannya sederhana, agar kualitas pendidikan bisa lebih baik. Maklum, menurut data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) Report 2016, kualitas pendidikan di Indonesia hanya menempati peringkat ke-10 dari 14 negara berkembang.
Sayangnya, pendidikan dianggap menjadi tanggung jawab sekolah.
Tidak sedikit orang tua yang menyerahkan tanggung jawab mendidik anak-anaknya hanya kepada sekolah. Sekolah dianggap segalanya untuk pendidikan. Persepsi yang sama sekali tidak tepat. Karena pendidikan hakikatnya universal dan menjadi tanggung jawab semua pihak. Sebagai institusi pembelajaran, sekolah hanya sarana untuk mengembangkan kecerdasan kognitif, kecerdasan akademis. Sementara kecerdasan finansial, seringkali diabaikan di sekolah. Bahkan relatif tidak diajarkan.
Sesuai spirit pendidikan, momentum untuk membangun kecerdasan finansial menjadi penting dikedepankan. Untuk apa cerdas secara kognitif, namun ujung-ujungnya korupsi. Cerdas secara akademis bukanlah jaminan atas pemenuhan kebutuhan ekonomi. Untuk itu, pendidikan finansial sangat penting ditanamkan sejak dini. Dan tempatnya tidak harus di sekolah.
Melalui pendidikan finansial, anak-anak atau kaum milenial diajarkan cara mengelola uang dengan baik. Agar anak-anak terbiasa mengatur masalah finansial-nya sejak dini. Pentingnya pendidikan finansial, harus diakui, sebagai antisipasi agar terhindar dari fenomena kelam masalah keuangan. Terjerat utang, kerugian bisnis, tidak tersedianya dana untuk pendidikan, hingga tidak adanya jaminan finansial di hari tua adalah contoh buruk tidak adanya pendidikan finansial.
Maka di era milenial ini, siapapun harus berani mengajarkan pentingnya mengelola keuangan. Harus memulai untuk mendidik anak-anak agar lebih cerdas secara finansial. Anak yang tidak konsumtif; yang membeli karena “butuh” bukan karena “ingin”. Pendidikan finansial yang bertumpu pada esensi bukan gengsi.
Cerdas kognitif, cerdas finansial.
Cerdas kognitif penting agar terbebas dari belenggu kebodohan, ketidaktahuan. Namun penting pula, cerdas finansial agar terbebas dari jeratan masalah keuangan, dari kemiskinan dan ketiadaan dana yang cukup. Apalagi biaya pendidikan pun selalu meningkat setiap tahunnya. Era milenial harus cerdas secara kognitif, cerdas secara finansial.
Maka, salah satu upaya membangun kecerdasan finansial adalah mengenalkan arti penting investasi khususnya reksadana. Karena dengan reksadana, siapapun dapat belajar dan memahami cara investasi yang mudah dan murah lagi menguntungkan. Reksadana sebagai sarana kecerdasan finansial.
Dengan pengalaman lebih dari 27 tahun, Ciptadana Asset Management (CAM) merupakan salah satu manajer investasi di Indonesia yang mengelola dana nasabah secara profesional. Saat ini CAM memiliki produk reksadana unggulan yang dapat memenuhi harapan masyarakat seperti: Reksa Dana Terproteksi Cipta Proteksi V, RDPT Ciptadana Infrastruktur Indonesia, dan DIRE (Dana Investasi Real Estate).
Selain itu, untuk memastikan target investasi dan bertumbuhnya kekayaan finansial nasabah, CAM juga menawarkan produk reksadana yang kompetitif dan terjangkau seperti: Rencana Cerdas, Cipta Syariah Equity (Saham), Cipta Syariah Balance, Cipta Dinamika (Campuran), Cipta Bond (Pendapatan Tetap), dan Cipta Dana Cash (Pasar Uang). Saat berani membuat keputusan investasi yang tepat, CAM selalu siap mendampingi Anda. #CIPTAinvestasi #ReksadanaCAM
Penulis: Syarif Yunus/CAM